إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ
هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62)
Artinya
: Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang yahudi, orang-orang Nasrani,
dan orang-orang Shabiin[1]),
siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah[2]),
hari kemudian dan beramal shaleh[3]),
mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. al-Baqarah : 62)[4]
Di dalam ayat ini terdapat empat
golongan yang akan menerima pahala dari Tuhan mereka, yaitu sebagai berikut :
Pertama,
orang-orang
yang beriman, ialah orang yang membenarkan Rasulullah dalam hal apa yang
didatangkan kepadanya berupa kebenaran (perkara yang haq) dari sisi Allah.
Kedua, orang-orang Yahudi atau pemeluk
agama Yahudi. Dalam bahasa Arab dikatakan “Hâdzal Qaumu” artinya yaitu
orang-orang yang beragama yahudi.
Ketiga, Nashara atau disebut Nasrani, dikatakan
dengan nama ini karena maryam dan Isa pernah menghuni suatu kampung tatkala
beliau membawa Isa yang masih bayi, kampung tersebut dinamakan Nasirah.
Keempat,
Shabiin, mereka
adalah orang-orang yang percaya kepada pengaruh bintang-bintang terhadap
kehidupan manusia dan mempercayai pula sebagian para Nabi.[5]
Ada diantara mereka yang beriman
secara ikhlas kepada Allah, hari kebangkitan dan mengerjakan amal-amal
perbuatan yang shaleh.
Kelak mereka akan mendapatkan pahala
di sisi Allah atas perbuatan shaleh mereka. Mereka tidak akan takut menghadapi
kesulitan pada hari kiamat dengan bekal mereka berupa amal shaleh. Juga mereka
tidak pernah merasa susah terhadap barang-barang dunia yang ditinggalkannya,
sebab mereka percaya terhadap kenikmatan yang akan diperolehnya di sisi Allah
kelak.[6]
Sesudah Allah menuturkan celaan-Nya
terhadap orang-orang yahudi pada ayat yang sebelumnya, dimana Allah menjelaskan
apa yang menimpa mereka berupa kehinaan, kesengsaraan dan apa yang mereka
terima akibat kemurkaan Allah sebagai balasan terhadap apa yang mereka lakukan,
yaitu mengkufuri ayat-ayat Allah (mukjizat-mukjizat-Nya), kemudian mereka
membunuh nabi-nabi yang diutus mereka dan menentang perintah-perintah agama
serta menyeleweng dari syari’at-syari’at-Nya.
Pada ayat ini Allah menuturkan
perihal orang-orang yang memegang agama Allah. Mereka terdiri dari berbagai
umat dan berbagai bangsa yang berjalan pada petunjuk nabi-nabi yang telah lalu,
serta beriman kepada Allah dan hari akhir. Mereka itulah sebagian orang yang di
dalam hatinya masih terdapat sinar keyakinan dan keimanan. Untuk itulah Allah
menuturkan bahwa mereka adalah orang-orang yang berbahagia, sebab telah
memperoleh kebaikan dunia dan akhirat.[7]
B. Pelajaran yang dapat diambil
Sesungguhnya orang yang beriman
apabila memegang teguh keimanannya dan tidak pernah berganti keimananya,
kemudian orang-orang yahudi dan Nasrani dan orang-orang Shabiin, apabila mereka
beriman kepada Muhammad dan beriman kepada apa yang didatangkan kepadanya,
serta beriman kepada hari akhir, mau beramal shalih dan tidak mau berubah
pendiriannya sampai mereka mati, maka mereka tidak akan merasa khawatir dan
tidak ada kesusahan.
Penyebab utamanya bagi kebahagian adalah
meresapnya iman yang tulus ke dalam hati, kemudian diwujudkan dalam bentuk amal
shaleh. Inilah yang membuat seseorang merasa bahagia, baik di dunia maupun di akhirat.
Imam Ghazali berkata : “ Sesungguhnya manusia dalam menanggapi risalah Nabi
Muhammad terbagi menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Orang yang sama sekali tidak mengetahui nama
Muhammad, apalagi risalahnya. Orang yang seperti ini akan selamat.
2. Orang yang risalah sampai kepadanya, akan tetapi
ia tidak peduli, meremehkan, mengingkari dan takabur. Orang ini akan dituntut
di akhirat (disiksa atas perbuatannya).
3. Diantara dua golongan di atas, yaitu orang yang mendengar nama Muhammad tapi
mereka tidak mendengar sifat-sifatnya dan dakwahnya.[8]
C. Do’a (yang berkaitan dengan materi)
------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar