Minggu, 10 Juni 2012

Pahala Orang yang Beriman Kajian (Qs. Al-Baqarah : 62)



إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62)
            Artinya : Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Shabiin[1]), siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah[2]), hari kemudian dan beramal shaleh[3]), mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. al-Baqarah : 62)[4]
A.  Penjelasan ayat
            Di dalam ayat ini terdapat empat golongan yang akan menerima pahala dari Tuhan mereka, yaitu sebagai berikut :
Pertama, orang-orang yang beriman, ialah orang yang membenarkan Rasulullah dalam hal apa yang didatangkan kepadanya berupa kebenaran (perkara yang haq) dari sisi Allah.
Kedua, orang-orang Yahudi atau pemeluk agama Yahudi. Dalam bahasa Arab dikatakan “Hâdzal Qaumu” artinya yaitu orang-orang yang beragama yahudi.
Ketiga, Nashara atau disebut Nasrani, dikatakan dengan nama ini karena maryam dan Isa pernah menghuni suatu kampung tatkala beliau membawa Isa yang masih bayi, kampung tersebut dinamakan Nasirah.
Keempat, Shabiin, mereka adalah orang-orang yang percaya kepada pengaruh bintang-bintang terhadap kehidupan manusia dan mempercayai pula sebagian para Nabi.[5]
            Ada diantara mereka yang beriman secara ikhlas kepada Allah, hari kebangkitan dan mengerjakan amal-amal perbuatan yang shaleh.
            Kelak mereka akan mendapatkan pahala di sisi Allah atas perbuatan shaleh mereka. Mereka tidak akan takut menghadapi kesulitan pada hari kiamat dengan bekal mereka berupa amal shaleh. Juga mereka tidak pernah merasa susah terhadap barang-barang dunia yang ditinggalkannya, sebab mereka percaya terhadap kenikmatan yang akan diperolehnya di sisi Allah kelak.[6]
Sesudah Allah menuturkan celaan-Nya terhadap orang-orang yahudi pada ayat yang sebelumnya, dimana Allah menjelaskan apa yang menimpa mereka berupa kehinaan, kesengsaraan dan apa yang mereka terima akibat kemurkaan Allah sebagai balasan terhadap apa yang mereka lakukan, yaitu mengkufuri ayat-ayat Allah (mukjizat-mukjizat-Nya), kemudian mereka membunuh nabi-nabi yang diutus mereka dan menentang perintah-perintah agama serta menyeleweng dari syari’at-syari’at-Nya.
Pada ayat ini Allah menuturkan perihal orang-orang yang memegang agama Allah. Mereka terdiri dari berbagai umat dan berbagai bangsa yang berjalan pada petunjuk nabi-nabi yang telah lalu, serta beriman kepada Allah dan hari akhir. Mereka itulah sebagian orang yang di dalam hatinya masih terdapat sinar keyakinan dan keimanan. Untuk itulah Allah menuturkan bahwa mereka adalah orang-orang yang berbahagia, sebab telah memperoleh kebaikan dunia dan akhirat.[7]
B.  Pelajaran yang dapat diambil
Sesungguhnya orang yang beriman apabila memegang teguh keimanannya dan tidak pernah berganti keimananya, kemudian orang-orang yahudi dan Nasrani dan orang-orang Shabiin, apabila mereka beriman kepada Muhammad dan beriman kepada apa yang didatangkan kepadanya, serta beriman kepada hari akhir, mau beramal shalih dan tidak mau berubah pendiriannya sampai mereka mati, maka mereka tidak akan merasa khawatir dan tidak ada kesusahan.
 Penyebab utamanya bagi kebahagian adalah meresapnya iman yang tulus ke dalam hati, kemudian diwujudkan dalam bentuk amal shaleh. Inilah yang membuat seseorang merasa bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. Imam Ghazali berkata : “ Sesungguhnya manusia dalam menanggapi risalah Nabi Muhammad terbagi menjadi tiga golongan, yaitu :
1.   Orang yang sama sekali tidak mengetahui nama Muhammad, apalagi risalahnya. Orang yang seperti ini akan selamat.
2.   Orang yang risalah sampai kepadanya, akan tetapi ia tidak peduli, meremehkan, mengingkari dan takabur. Orang ini akan dituntut di akhirat (disiksa atas perbuatannya).
3.   Diantara dua golongan di atas, yaitu  orang yang mendengar nama Muhammad tapi mereka tidak mendengar sifat-sifatnya dan dakwahnya.[8]   
C.  Do’a (yang berkaitan dengan materi)
                ------------------


                [1] Shabiin ialah orang-orang yang mengikuti syari’at Nabi-nabi zaman dahulu atau orang-orang yang menyembah binatang atau orang yang menyembah dewa-dewa.
                [2] Orang-orang mukmin begitu pula orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman kepada Allah termasuk beriman kepada Muhammad saw, percaya kepada hari akhir dan mengerjakan amalan yang shaleh, mereka mendapat pahala dari Allah.  
                [3] Ialah perbuatan yang baik yang diperintahkan oleh Agama Islam, baik yang berhubungan dengan ibadah atau tidak
                [4] Al Qur’an dan terjemah, Mujamma’ al Malik Fadh li Tiba’at al Mushaf asy Syarif (komplek percetakan al Qur’anul Karim kepunyaan Raja Fadh) di bawah pengawasan kementrian Urusan Agama Islam Wakaf, Dakwah dan Irsyad Kerajaan Saudi Arabia tahun 1421 H,  Qs Al Baqarah Juz 1 hlm : 19.    
                [5] Terjemah Tafsir al Maragh juz 1, Ahmad Musthafa al Maraghi, penerbit CV. Toha Putra Semarang, cetakan kedua 1992, hlm : 236
                [6] Terjemah Tafsir al Maragh juz 1, Ahmad Musthafa al Maraghi, penerbit CV. Toha Putra Semarang, cetakan kedua 1992, hlm : 236. 
                [7] Terjemah Tafsir al Maragh juz 1, Ahmad Musthafa al Maraghi, penerbit CV. Toha Putra Semarang, cetakan kedua 1992, hlm : 235.
                [8]  Terjemah Tafsir al Maragh juz 1, Ahmad Musthafa al Maraghi, penerbit CV. Toha Putra Semarang, cetakan kedua 1992, hlm : 237.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar